Menelaah Arti Tujuan Pendidikan

Nabi diutus tentu saja bukan hanya sebagai kabar gembira, tapi untuk mendidik manusia, dari pendidikan inilah manusia bisa melejit menjadi insan kamil atau manusia sempurna, meski kenyataannya yang kita saksikan pendidikan itu banyak diabaikan, karena ego dan hawa nafsu yang tidak mendidik malah menjerumuskan anak-anak manusia ke lembah paling nista. 

Sungguh manusia harus bersyukur karena telah diciptakan dengan sebaik-baik penciptaan, meski tubuh atau raganya secara sistem seperti hewan namun ia sangat berbeda dengan hewan pada umumnya, yang membedakannya adalah dari segi akal. Maka itulah potensi akal ini yang harus mendapatkan pendidikan. Mari simak surat Ali-Imran dari Al-Quran suci ayat 164, yang terjemahannya kurang lebih seperti ini : 

Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab dan al-Hikmah” (QS. Ali-Imran : 164)

Jadi pendidikan itu amat sangat penting bagi manusia. Dan dengan pendidikan peradaban di dunia ini dengan segala dimensinya berkembang pesat, pendidikan senantiasa berjalan selama masih ada manusia, bukan hanya sebagai label profesi dengan segala rumusan kurikulum serta penelitian yang menyertainya, tetapi berlaku sepanjang masa, atau boleh kita katakan manusia itu sama dengan pendidikan, pendidikan tidak bisa jauh dari manusia, dengan pendidikan yang tepat manusia melihatnya dirinya sebagai ciptaan yang berkemanusiaan dan mampu mengharmonisasi dengan alam semesta secara holistik. Atau bisa saya meminjam istilah dari Munif Chatib seperti dengan judul bukunya “Memanusiakan manusia”, manusia haruslah berevolusi menuju kemuliaan bukan merosok jauh dari nilai-nilainya, atau terjun bebas menjadi penghuni hutan rimba atau lebih buruk dari hewan. 

Lantas, setelah kita tahu betapa pentingnya pendidikan itu, apakah dengan mudah kita bisa mengaplikasikannya?, lalu bagaimana proses tujuan mulia itu bisa tercapai dengan pendidikan?, memang diakui pendidikan itu begitu kompleks karena itulah hadirnya sekolah-sekolah adalah upaya menerobos kekompleksan itu, kalau dirasa ini ternyata masih sulit, akan lebih sulit jika tak ada sekolah-sekolah yang mengelola bentuk-bentuk pendidikan itu, meski kenyataannya kehadiran sekolah ada yang menyalahi sandaran dasar tujuan pendidikan manusia, misalnya sekolah-sekolah yang menerapkan sistem perploncoan seperti beberapa sekolah-sekolah kedinasan yang malah menimbulkan korban-korban runtuhnya kemanusiaan, seperti penyiksaan pada junior dan bentuk-bentuk bully yang sangat memprihatinkan. 

Dan tak sedikit para ahli dengan segala teori dan rumusan sudah menghiasi perjalanan pendidikan manusia ini. Nampaknya manusia harus terus berupaya membuat terobosan-terobosan agar pendidikan itu selalu mendapatkan solusi dari berbagai masalah. Alangkah bijak jika orang-orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan tak pernah melupakan garis-garis besar pesan-pesan dan pelajaran dari Al-Qur’an, karena kitab ini tersimpan rahasia-rahasia yang sangat besar faedahnya jika dibuka tirai-tirainya, manusia mampu memandang jauh ke depan apa dan kenapa kehidupan ini, untuk apa manusia hidup di bumi ini?, pertanyaan-pertanyaan dasar dalam lubuk hati yang paling dalam itu bisa dikembangkan lalu potongan-potongan puzzle beberapa peristiwa bisa dipasangkan agar semakin jelas rumusan pendidikan model mana yang pantas diterapkan dari setiap individu dan hubungannya dengan kelompok manusia. 

Al-Qur’an, dalam hal ini Islam, memiliki dasar-dasar sebagai berikut : 

  1. Alam mempunyai pencipta. Dia-lah yang mencipta dan mengatur alam ini. 
  2. Kemanusiaan manusia tidak hanya terbatas pada unsur jasmani, berkembang biak, nafsu hewani, insting dan emosi, melainkan juga mempunya ruh yang tidak akan lenyap dengan mati melainkan hanya berpindah dari alam ini ke alam akhirat. 
  3. Penciptaan manusia bukan sesuatu yang sia-sia dan tanpa tujuan. Manusia diciptakan dengan tujuan supaya dia mengembangkan dan menyempurnakan jiwanya dengan ilmu, amal shaleh, dan akhlak yang baik, dan supaya dia mempersiapkan kehidupan yang baik bagi kehidupan sesusah mati. 
  4. Bagi manusia telah ditetapkan adanya kehidupan setelah mati, supaya orang-orang yang saleh memperoleh pahala dan orang-orang durhaka memperoleh siksa. 
  5. Di alam dunia ini manusia mempunya dua kehidupan : Kehidupan duniawi yang terkait dengan jasmani dan nafsu hewaninya, dan kehidupan spiritual yang terkait dengan ruh kemanusiaannya. Di alam ini, jiwa manusia bisa bergerak meniti ke arah kesempurnaan, keindahan dan cahaya mutlak, atau jatuh ke arah kehidupan hewani dan kegelapan. Dua jenis kehidupan ini bersumber dari jenis keyakinan yang khas, akhlak dan perbuatan manusia. 

Jadi jelas bahwa pendidikan itu bukan hanya bersifat duniawi atau jasmani saja tetapi sisi spiritualnya pun wajib mendapatkan perhatian yang tepat. Dan berhubung dunia pendidikan ini sudah begitu maraknya model dan tatacaranya, tak ada salahnya mengamati konsep atau teori-teori yang telah dikemukakan oleh para ahli dari Barat. Karena yang namanya ilmu itu bisa datang dari siapa saja, yang penting rasionalitas tetap terjaga demi melepas pengaruh-pengaruh buruk yang bisa saja mengancam, dan tentu saja bisa mengambil manfaat jika hal itu tak bertolak belakang dengan ajaran dari al-Qur’an, atau menyempurnakan konsep-konsep atau cara-cara yang masih rapuh dari teori-teori itu. Hal ini tentu saja butuh keahlian khusus. 

Selain dari barat, dari dalam perkembangan masyarakat Islam pun perlu dianalisa, terutama pemakaian sandaran pada hadist-hadist yang bisa saja masih debatable periwayatannya tentang masalah mendidik, misalnya dengan hadist yang mengharuskan memukul anak-anak yang umur sekian kalau tidak shalat. Jika ini diterapkan di masa kini, apakah hal itu bisa berhasil?, bukannya malah akan menjadi lebih buruk?, bukankah Imam Ali mengabarkan bahwa didiklah anak-anakmu sesuai zamannya, maka apakah memukul adalah cara mendidik anak-anak zaman sekarang?, Padahal dengan memukul anak-anak itu bisa menyimpan dendam atau bahkan si anak akan lari. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mazaya Homeschooling

Yang Seru Merayakan Kemerdekaan